Aquafarm Nusantara Tutup di Huta Panahatan, Dukung Geopark Kaldera Toba

Aquafarm Nusantara Tutup

topmetro.news – Aquafarm Nusantara tutup di Huta Panahatan. Perusahaan yang bergerak di sektor budidaya perikanan nila melalui keramba jaring apung (KJA) itu memutuskan untuk menutup salah satu lokasi usahanya di Huta Panahatan, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Keputusan itu diambil, Jumat, lalu guna membantu program pemerintah untuk menjadikan lokasi Panahatan dan sekitarnya sebagai bagian dari situs Geopark Kaldera Toba – UNESCO.

“Kami mengambil keputusan ini dengan berat hati, karena lokasi Panahatan adalah lokasi dimana Aquafarm Nusantara merintis usaha budidaya ikan di Danau Toba pada awal tahun 1998. Dan hingga saat ini, Aquafarm Nusantara telah dikenal di dunia sebagai produsen ikan nila fillet kelas premium,” kata Humas PT Aquafarm Nusantara Afrizal, akhir pekan lalu di Medan.

750 Tenaga Kerja

Dikatakannya, Aquafarm Nusantara telah mempekerjakan 750 orang yang berdedikasi di seluruh lokasi usaha yang berada di perairan Danau Toba, termasuk beberapa usaha turunannya.

“Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten di seputar kawasan Danau Toba, untuk melihat kemungkinan mereka dapat mencarikan solusi pekerjaan baru bagi karyawan yang akan terkena dampak atas penutupan ini,” kata dia.

Kini, di lokasi Panahatan sendiri terdapat 57 orang karyawan tetap, yang mata pencaharian utamanya berasal dari Aquafarm Nusantara. Di sisi lain, belum ada pekerjaan alternatif lain yang tersedia bagi mereka atas keberadaan Geopark ataupun industri pariwisata di Panahatan.

Keputusan PTAN ini menurut Afrizal, dilaksanakan berdasarkan koordinasi dengan Pemprovsu dan instansi terkait lainnya untuk membantu Pemerintah Indonesia menjadikan lokasi Panahatan sebagai situs Geopark UNESCO dan juga sebagai bentuk dukungan untuk membawa pariwisata baru ke Danau Toba.

Bertanggungjawab Sektor Pariwisata

“PT Aquafarm Nusantara dan induk perusahaan kami, Regal Springs AG, sangat percaya bahwa ada masa depan yang positif bagi Danau Toba di mana sektor usaha budidaya perikanan yang bertanggungjawab dan sektor pariwisata dapat hidup berdampingan, seperti berjalan di banyak belahan dunia lainnya, yang memberikan ruang bagi beberapa pelaku usaha untuk bekerja secara terpadu dan terencana dalam mewujudkan hal ini,” paparnya.

Menurut dia, Aquafarm Nusantara merupakan bagian dari bisnis global dengan para ahli dan teknologi terkemuka dan percaya bahwa Aquafarm Nusantara dapat memberikan kontribusi yang bertanggungjawab melalui model koeksistensi (hidup bersama) di Danau Toba.

Aquafarm Nusantara memiliki sejarah panjang dalam menjalankan bisnis di Indonesia yang dimulai sejak 30 tahun lalu di Jawa, dan di Danau Toba pada tahun 1998, untuk memproduksi ikan nila kelas premium.

Aquafarm Nusantara, kata Afrizal, beroperasi sesuai dengan Standar Manajemen Perikanan Budidaya yang bertanggungjawab dan berkelanjutan.

Bahkan, Aquafarm Nusantara senantiasa mematuhi hukum serta peraturan nasional dan internasional untuk standar keamanan pangan, kualitas produk dan pengelolaan lingkungan serta memiliki kontribusi nyata dalam penyediaan lapangan kerja di Indonesia dan mata pencaharian bagi masyarakat dimana Aquafarm Nusantara beroperasi.

Dikatakannya, Aquafarm Nusantara fokus pada beberapa ide baru yang menarik yang akan meningkatkan standar pengelolaan perikanan budidaya yang bertanggungjawab di seluruh Indonesia.

Ini akan memproyeksikan Indonesia secara nasional dan internasional sebagai pemimpin dalam memproduksi makanan berkualitas tinggi dari budidaya ikan juga akan menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang dapat dipercaya untuk melakukan bisnis.

“Kami percaya bahwa hal ini akan meningkatkan reputasi dan manfaat sosio-ekonomi yang signifikan pada Indonesia dan kawasan Danau Toba pada khususnya untuk jangka panjang,” katanya.(Erris)

Related posts

Leave a Comment